Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

2 Syarat Diterimanya Sebuah Amalan

2 syarat diterimanya sebuah amalan


Dzikr.web.id | Sebuah ibadah akan diterima jika terpenuhi beberapa syarat. Apa itu syarat diterimanya sebuah amalan atau ibadah? simak artikel ini sampai selesai untuk mengetahui jawabannya.
Pembahasan ini akan kami mulai dengan memberikan sebuah analogi. Ibarat seorang pemuda yang ingin meminang gadis impiannya, apa yang dilakukan pemuda tersebut agar pinangannya diterima oleh si gadis impiannya itu?. 

Tentu pertamakali yang ia lakukan adalah dengan mendatangi orang tua gadis tersebut, kemudian ia mengikrarkan kesediaannya untuk memenuhi, melaksanakan, persyaratan-persyaratan ataupun ketentuan-ketentuan yang diajukan oleh orangtua gadis tersebut. 

Begitu juga ibadah, ibadah yang bisa mengantarkan kita memasuki surganya Allah ta’ala adalah ibadah yang diterima Allah ta’ala. Dan ibadah yang diterima Allah ta’ala adalah ibadah yang terpenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan Allah dan rasulnya.

Adapun syarat-syarat diterimanya ibadah seorang hamba adalah:

1.      Niat ikhlas lillahi ta’ala

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda:

"إنما الأعمال با النيات و إنما لكل امرئ ما نوى ، فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله و رسوله، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو إمرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه". رواه البخاري و مسلم

“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim)

Maka wajib bagi kita tatkala melaksanakan sebuah ibadah Hendaknya meluruskan niat-niat ibadah kita semata-mata lillahi ta’ala, bukan karena yang lain, dengan harapan menggapai pahala dari Allah ta’ala, yangmana dengan itu kita bisa memasuki surga yang kita rindukan. 

Namun apabila kita salah dalam meniatkan sebuah ibadah, misal kita beribadah karena riya, karena ingin dipuji orang, maka tidak ada pahala bagi kita, justru Allah ta’ala akan menyuruh kita untuk meminta balasan kepada orang yang kita harapkan pujiannya dahulu didunia. Hal ini merupakan bentuk olok-olokan bagi orang tersebut, karena kita tahu bahwa tidak ada yang bisa memberi balasan di akhirat kelak kecuali Allah ta’ala.

2.      Mutaba’ah (mengikuti tuntunan nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam)

Tidak cukup dengan ikhlas saja sebuah ibadah diterima Allah ta’ala, akan tetapi juga diperlukan yang namanya mutaba’ah didalam beribadah. Yaitu mengikuti tuntunan rasulullah di segala ibadah yang kita lakukan, tidak boleh bagi kita membuat aturan-aturan tersendiri didalam beribadah. Misal kita shalat subuh pada tengah malam, atau kita shalat magrib 5 raka’at, karena nabi telah bersabda:

من عمل عملا ليس عليه امرنا فهو راد. رواه مسلم

Barang siapa melakukan amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amalan tersebut tertolak.(HR.muslim)

Itulah 2 syarat diterimanya sebuah amalan atau ibadah, semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "2 Syarat Diterimanya Sebuah Amalan"