Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ceramah Singkat Tentang Ikhlas

 

Ceramah Singkat Tentang Ikhlas

Dzikr.web.id | Hai para pengunjung semuanya, pasti kalian sedang mencari contoh ceramah. Nah kalian berkunjung ke situs yang tepat, karena pada artikel ini saya akan berbagi tentang contoh ceramah singkat tentang ikhlas.

Ikhas merupakan amalan hati yang cocok dijadikan tema ceramah, karena ia sangat penting dalam suatu ibadah. Tanpa keikhlasan, maka semua amalan akan sia-sia. Yuk simak contoh teks ceramahnya berikut ini sampai selesai:

Pentingnya Ikhlas dalam Beramal

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَأةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أشْرَفِ الْأَنبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji milik Allah ta’ala Tuhan semesta alam, yang tidak makan dan tidak tidur, yang senantiasa mengurus makhluknya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu alaihi wasallah, Nabi akhir zaman yang diturunkan kepadanya Al Qur’an Kalamullah, sebagai mukjizat baginya yang berisi petunjuk bagi manusia dalam mengarungi hidup di dunia.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullahu……… 

Dalam melakukan hal-hal kebaikan, atau beramal shaleh, kita dituntut untuk ikhlas, yakni tidak mengharap sesuatu (imbal balik) atas apa-apa yang telah kita lakukan. Sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ (سورة البينة: 5)

Artinya: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama (Qs. Al Bayyinah:5)”

Adapun jika kita beramal shaleh dengan niat mengharap sesuatu, misalnya agar dilihat orang maka disebut riya’. Orang yang beribadah karena riya’ tidak diterima oleh Allah ta’ala, sia-sia apa yang telah dilakukannya.

Ikhlas merupakan masalah hati, hanya pelakunya saja yang mengetahui apakah dia ikhlas atau tidak dalam melakukan suatu hal dan tentunya Allah ta’ala yang maha mengetahui yang nampak dan yang tersembunyi.

Meskipun secara lahir seseorang bisa mengatakan “aku ikhlas melakukan ini…” namun belum tentu hatinya ikhlas. Oleh sebab itu kita semua harus mengetahui pentingnya ikhlas dalam segala hal, agar kita bisa ikhlas dalam melakukan sesuatu dan tidak sia-sia apa yang kita kerjakan disebabkan ketidak ikhlasan.

Ikhlas memiliki kedudukan yang sangat penting dalam suatu amalan, karena ia berkaitan dengan diterimanya amalan tersebut.  Para ulama’ telah menjelaskan bahwa syarat diterumanya suatu ibadah adalah harus terpenuhi 2 syarat, yakni ikhlas dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

1. Ikhlas

Syarat yang pertama adalah ikhlas, yakni melakukan ibadah dan semua amal shaleh dengan niat lillahi ta’ala, bukan karena ingin dilihat orang lain, dipuji, atau ada kepentingan lainnya.

قَالَ رَسُوْلُ اللَّهُ صلى الله عليه وسلم: إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ (رواه البخاري)

Artinya: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapat balasan sebagaimana niatnya, maka barangsiapa hijrahnya karena Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya (bernilai) karena Allah dan Rasulnya, dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang akan ia dapatkan, atau karena perempuan yang akan ia nikahi, maka hijrahnya (bernilai) sesuai dengan yang diniatkannya”(HR. Bukhari)

2. Sesuai Tuntunan Rasulullah

Kemudian syarat yang kedua adalah harus sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu alaihi wasallam. Yakni kita harus beribadah sebagaimana contoh dari Rasulullah, jika Rasulullah shalat subuh 2 rakaat misalnya, maka kitapun ikut demikian, jika Rasulullah puasa pada bulan ramadhan full satu bulan, kita pun harus mengikutinya sebagaimana yang beliau lakukan.

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ (رواه البخاري)

Artinya: “Barangsiapa beramal suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amalan tersebut tertolak(HR. Bukhari)”

Itulah ceramah singkat tentang ikhlas yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon dimaafkan, billahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Posting Komentar untuk "Ceramah Singkat Tentang Ikhlas"