Ceramah tentang Sholat tahiyatul masjid
Dzikr.web.id | Selamat datang di blog kami, semoga kalian mendapatkan manfaat dari blog ini. Disini saya akan berbagi tentang contoh ceramah tentang sholat tahiyatul masjid, imak berikut ini:
Ceramah Tentang Sholat Tahiyatul Masjid
puji syukur kehadirat Allah ta'ala atas berbagai nikmatnya kepada kita, shalawat serta salam kepada nabi kita Muhammad SAW, amma ba'du:
Hadirin yang dirahmati Allah ta'ala....
Secara bahasa tahiyatul masjid adalah bentuk idhafah
dari kata tahiyah (تحية) dan masjid (مسجد) yang bermakna “penghormatan
terhadap masjid”. Jadi shalat tahiyatul masjid adalah shalat yang dilaksanakan dalam
rangka menghormati masjid, yaitu ketika memasukinya.
Ketika
sedang memasuki masjid, maka kita dianjurkan untuk shalat 2 rakaat dahulu
sebelum duduk. Jadi jangan langsung duduk ketika sedang memasuki masjid.
Hukum shalat tahiyatul masjid
Melaksanakan shalat tahiyatul masjid hukumnya sunnah. Sebagaimana
sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam hadits:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ المَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ
أَنْ يَجْلِسَ(رواه البخاري 444)
“Jika salah seorang diantara kalian memasuki
masjud, maka shalatlah 2 rakaat sebelum duduk.(HR.Bukhari 444)”
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: بَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، إِذْ جَاءَ رَجُلٌ، فَقَالَ
لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَصَلَّيْتَ؟ يَا فُلَانُ»
قَالَ: لَا، قَالَ: "قُمْ فَارْكَعْ"(رواه البخاري 930 ومسلم 875)
“Dari jabir bin
abdillah, beliau berkata: ketika Rasulullah Saw berkhutbah pada hari um’at,
datang seorang laki-laki, maka Rasulullahpun berkata kepadanya:”apakah kamu
telah shalat?”, laki-laki tersebut menjawab: “tidak”, Rasulullah berkata:
“berdirilah untuk shalat”(HR.Bukhari 930 dan muslim875)”
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: كَانَ لِي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَيْنٌ، فَقَضَانِي وَزَادَنِي، وَدَخَلْتُ عَلَيْهِ
الْمَسْجِدَ، فَقَالَ لِي: "صَلِّ رَكْعَتَيْنِ"(رواه البخاري 2097 ومسلم 815)
“Dari jabir bin
abdillah, beliau berkata: dahulu rasulullah mempunyai hutang kepadaku, maka
beliau melunasinya dan menambahnya, dan aku masuk masjid untuk menemuinya,
beliaupun bersabda:”shalatlah dua rakaat”(HR.Bukhari 2097 dan muslim 815)”
Perintah pada
hadits-hadits diatas secara dhahir menunjukkan kewajiban, begitu juga larangan
pada hadits-hadits diatas secara dhahir menunjukkan keharaman meninggalkan
shalat dua rakaat.
Namun jumhur ulama’ yang didalamnya termasuk ibnu hazm menegaskan
bahwa perintah diatas tidak bermakna “kewajiban”, akan tetapi mereka
menyimpulkan bahwa perintah diatas merupakan kesunahan. Hal itu didukung dengan
beberapa dalil, diantaranya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنِي مَاذَا
فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ؟ قَالَ: «الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ إِلَّا
أَنْ تَطَوَّعَ شَيْئًا (رواه ابن خزيمة)
“sahabat rasulullah
bertanya: wahai rasulullah, beritahukanlah kepadaku shalat apa yang Allah
wajibkan kepadaku? Beliau bersabda: shalat 5 waktu, selain itu adalah shalat
sunnah.(HR.ibnu khuzaimah)”
Berkata syeikh abu malik kamal penulis kitab shahih fiqih sunnah:
Ada sebuah hadits yang menguatkan bahwa shalat tahiyatul masjid hukumnya
sunnah, yaitu hadits abu waqid berikut ini:
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي
المَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ إِذْ أَقْبَلَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ، فَأَقْبَلَ
اثْنَانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَهَبَ
وَاحِدٌ، قَالَ: فَوَقَفَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَأَمَّا أَحَدُهُمَا: فَرَأَى فُرْجَةً فِي الحَلْقَةِ فَجَلَسَ
فِيهَا، وَأَمَّا الآخَرُ: فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ، وَأَمَّا الثَّالِثُ: فَأَدْبَرَ
ذَاهِبًا، فَلَمَّا فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
«أَلاَ أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى
إِلَى اللَّهِ فَآوَاهُ اللَّهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا
اللَّهُ مِنْهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ»(رواه البخاري 66)
“bahwasanya Rasulullah Saw ketika duduk
dimasjid bersama para sahabat, datang 3 orang, 2 orang menemui Rasulullah Saw,
dan yang seorang pergi. 2 orang tersebut mengenal Rasulullah Saw. salah seorang
diantara keduanya duduk di tempat kosong di halaqah(kumpulan) Rasulullah Saw,
dan adapun yang satunya duduk dibelakang halaqah. Adapun orang yang ketiga
pergi menghilang. Tatkala rasulullah selesai bermajlis, beliau berkata: tidakkah
aku kabarkan kepada kalian tentang tiga orang? Adapun yang pertama berlindung
kepada Allah, maka Allahpun melindunginya, adapun yang kedua malu kepada Allah,
maka Allahpun malu kepadanya, adapun yang ketiga Allah berpaling
darinya.(HR.Bukhari 66)”
Shalat
tahiyatul masjid dilakukan setiap kali memasuki masjid. jadi tidak ada waktu
khusus untuk melaksanakannya. Kapanpun kita masuk masjid, maka hendaknya kita
shalat sunnah 2 rakaat tersebut.
Niatnya
Niat
sesungguhnya tempatnya ada didalam hati, dan para ulama’ bersepakat akan hal
itu, atau istilahnya ijma’. Mengenai pelafalan niat, kebanyakan ulama’
menghukumi hal itu adalah sunnah. Tujuannya adalah untuk menguatkan niat yang
ada didalam hati. Jadi apabila kita telah mantap dengan niat yang ada didalam
hati kita, kita tidak perlu melafalkan niat. Namun apabila ragu-ragu, maka
disunnahkan untuk melafalkannya.
Adapun
lafadz niat shalat tahiyatul masjid adalah
أُصَلِّيْ سُنَّةَ تَحِيَّةِ المَسْجِدِ
رَكْعَتَيْنِ أَدَاءًا لِلهِ تَعَالَى
“aku menyengaja shalat sunnah tahiyatul masjid 2 raka’at tunai
karena Allah ta’ala”
Gerakannya
Gerakan shalat tahiyatul masjid sama dengan gerakan shalat-shat
lainnya. Termasuk juga bacan-bacaan yang ada didalamnya. Dimulai takbiratul
ihram dan ditutup dengan salam. Dikerjakan 2 rakaat dan satu salam. Dan ia dikerjakan secara sendiri-sendiri atau munfarid.
Keutamaan shalat tahiyatul masjid
Kebanyakan amalan sunnah, memiliki keutamaan yang akan didapat oleh
yang mengerjakannya. Termasuk juga shalat thiyatul masjid. dikutip dari
detik.com, berikut ini beberapa keutamaannya:
1. Menambal Kekurangan Sholat Wajib
Shalat tahiyatul masjid dapat menambal kekurangan sholat wajib kita
yang mungkin kurang sempurna. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam yang artinya:
"Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan dihisab pada
manusia di hari kiamat nanti adalah sholat. Allah ta’ala berkata kepada
malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, "Lihatlah pada shalat hamba-Ku.
Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak? Jika shalatnya sempurna, maka akan
dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun jika dalam sholatnya ada sedikit
kekurangan (kurang sempurna), maka Allah
ta’ala berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika
hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman: sempurnakanlah kekurangan
yang ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya." Kemudian amalan
lainnya akan diperlakukan seperti ini." (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan
Ahmad)
2. Menghapus Dosa dan Ditinggikan Derajat
Diantara hikmah shalat tahiyatul masjid lainnya yaitu menghapus
dosa dan meninggikan derajat. Karena dengan memperbanyak sujud bisa dilakukan
dengan cara menjalankan beberapa shalat sunnah seperti shalat tahiyatul masjid.
"Aku berkata pada Tsauban (Sahabat Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam), 'Beritahukan kepadaku suatu amalan yang dicintai
Allah'." Ketika ditanya, Tsauban malah diam. Kemudian ditanya kedua
kalinya, ia pun masih diam. Sampai ketiga kalinya, Tsauban berkata, 'Aku pernah
menanyakan hal yang ditanyakan tadi pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam.
Beliau bersabda: "Hendaklah engkau memperbanyak sujud (memperbanyak shalat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah ta’ala akan meninggikan derajatmu dan menghapus dosamu'." Lalu Ma'dan berkata, "Aku pernah bertemu Abu Darda' dan bertanya hal tersebut. Kemudian sahabat Abu Darda' menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban padaku." (HR. Muslim).
Cukup sekian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Itulah contoh ceramah tentang sholat tahiyatul masjid yang bisa kalian jadikan referensi dalam ceramah kalian.
Posting Komentar untuk "Ceramah tentang Sholat tahiyatul masjid"