Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengerjakan Shalat Tapi Celaka


Dzikr.web.id | Bagaimana pendapat kalian jika ada orang mengerjakan shalat tapi celaka? adakah orang seperti itu? bukankah shalat itu ibdadah? kenapa malah celaka? simak penjelasannya berikut ini.

Shalat merupakan sebuah kewajiban yang dibebakan oleh Allah ta’ala kepada hambaNya. Shalat merupakan salah satu dari rukun islam, yang mana agama ini tegak di atasnya.

عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما قال"سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول:"بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله، وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وحج البيت، وصوم رمضان" رواه البخاري ومسلم.

“Dari abu abdurrahman abdullah bin umar bin khattab radhiyallahu anhuma, dia berkata: Saya mendengar rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Islam dibangun di atas lima perkara,yaitu bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bersaksi bahwa nabi muhammad adalah utusan Allah, dan mengerjakan shalat, dan membayar zakat, dan melaksanakan haji, dan berpuasa di bulan ramadhan”.(HR Bukhari Muslim)

Bahkan di dalam sebuah hadits disebutkan bahwa shalat merupakan tiang agama. Maka apabila tiangnya roboh, roboh pula bangunannya. Apabila shalatnya tidak dikerjakan, maka patut dipertanyakan keislamannya.

Namun kenapa Allah ta’ala menyifati orang-orang yang shalat sebagai orang-orang yang lalai sebagaimana disebutkan di surat al ma’un. Allah ta’ala berfirman:

فويل للمصلين

“Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat”
Jawaban dari pertanyaan tersebut berada pada ayat selanjutnya, yaitu:

الذين هم عن صلاهم ساهون

“yaitu orang-orang yang lalai terhadap shalatnya”

Imam at-thabari menafsirkan ayat ini, bahwa yang dimaksud orang-orang yang lalai terhadap shalatnya adalah orang-orang yang mengakhirkan untuk mengerjakan shalatnya sampai keluar waktunya. Pendapat ini beliau kuatkan dengan menghadirkan atsar-atsar para sahabat di kitab tafsirnya.

Ibadah shalat merupakan ibadah yang telah ditentukan tatacara pelaksanaannya begitu juga waktu pelaksanaannya. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ الصَّلاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا (النساء:103)

“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman(An-nisa’:103)”

Apabila kita kita mengulur-ngulur waktu mengerjakan shalat sampai keluar waktunya tanpa ada udzur, maka shalat kita tidak diterima oleh Allah ta’ala, karena salah satu syarat sahnya shalat adalah dikerjakan pada waktunya. 

Begitu juga kita tidak bisa mengganti shalat yang ketinggalan tadi, walaupun kita mengqodo’nya ribuan kali, hal itu tidak bisa menggantikan shalat yang dikerjakan diluar waktunya tadi. Maka dari itu hendaknya kita memperhatikan hal ini, jangan sampai kita dicap oleh Allah ta’ala sebagai orang-orang yang melalaikan shalat. 

Caranya adalah dengan mengerjakan shalat di awal waktu.
Ketika kita mengerjakan shalat diawal waktu, maka kita akan terhindar dari gelar orang-orang yang melalaikan shalat. Begitu juga kita telah melaksanakan amalan yang paling dicintai Allah, karena rasulullah pernah bersabda:

عَنْ أَبِي عَمْرٍو الشَّيْبَانِيِّ – وَاسْمُهُ سَعْدُ بْنُ إيَاسٍ – قَالَ : حَدَّثَنِي صَاحِبُ هَذِهِ الدَّارِ – وَأَشَارَ بِيَدِهِ إلَى دَارِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – قَالَ : سَأَلْتُ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إلَى اللَّهِ ؟ قَالَ : الصَّلاةُ عَلَى وَقْتِهَا . قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ : بِرُّ الْوَالِدَيْنِ , قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ : الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Dari Abu Amr asy-Syaibâni –namanya Sa’d bin Iyâs- berkata, “Pemilik rumah ini telah menceritakan kepadaku –sambil menunjuk rumah Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu dengan tangannya, ia berkata, ‘Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ‘Amalan apakah yang paling dicintai Allâh?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku (Abdullah bin Mas’ud) mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Berbakti kepada dua orang tua.” Aku bertanya lagi, ‘Lalu apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allâh.” (HR.Bukhari no 527)

Itulah penjelasan singkat mengenai orang yang mengerjakan shalat tapi celaka, karena ia mengerjakan shalatnya diluar waktunya. Semoga mencerahkan dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Posting Komentar untuk "Mengerjakan Shalat Tapi Celaka"